Apa itu biseksualitas? Biseksualitas adalah ketertarikan romantis dan/atau seksual terhadap lebih dari satu gender. Orang biseksual tertarik pada laki-laki dan perempuan dalam tingkatan yang berbeda-beda. Biseksual bukan berarti setengah homoseksual, setengah heteroseksual.
Penyebab pasti biseksualitas belum diketahui. Diduga dipengaruhi oleh faktor genetika, hormon, dan lingkungan. Namun yang jelas, ini adalah kondisi alami yang terjadi di luar kehendak orang tersebut.Penting bagi kita untuk bersikap menghargai.
Stigma dan prasangka terhadap biseksual masih sangat tinggi di masyarakat kita. Ini sangat tidak adil dan dapat menyakiti perasaan mereka. Daripada menghakimi, lebih baik kita berusaha memahami.
Dengan dialog terbuka dan tanpa prasangka, kita bisa saling menguatkan. Setiap orang punya perjuangan dalam hidup, entah itu straight, gay, lesbian, atau biseksual. Namun pada akhirnya kita semua amanusia yang sama, yang layak mendapatkan kesempatan untuk bahagia dan merasa diterima apa adanya.
Banyak orang biseksual ingin bisa “normal” lagi, yaitu menjadi straight. Mereka merasa tak nyaman dengan orientasi seksualnya dan ingin berubah. Beberapa hal yang bisa dicoba antara lain konseling, terapi perilaku kognitif, atau terapi keagamaan.
Dengan bantuan ahli, orang biseksual dapat mempelajari kembali pola pikir dan perilaku mereka agar sesuai dengan nilai yang diyakini. Namun perubahan orientasi seksual jarang terjadi secara instan.
Diperlukan motivasi yang kuat dalam jangka panjang serta dukungan penuh dari orang-orang terdekat. Dengan terus berusaha, pelan tapi pasti diharapkan kesembuhan bisa tercapai.
Untuk bisa kembali normal menjadi straight, dibutuhkan komitmen penuh dan usaha yang sungguh-sungguh dari orang yang bersangkutan. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Pertama, lakukan introspeksi dan temukan penyebab mengapa Anda memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis. Faktor apa saja yang mempengaruhi, sejak kapan dimulai, bagaimana perkembangannya, dan sebagainya. Semakin paham akar permasalahan, semakin baik untuk menentukan solusi.
- Kedua, hindari faktor pemicu dan ganti dengan hal-hal positif. Misalnya menjauhi media atau teman-teman yang mempromosikan LGBT. Gantilah dengan mengisi waktu untuk kegiatan konstruktif seperti olahraga, membaca buku, menekuni hobi, dan membangun relasi baik dengan lawan jenis.
- Ketiga, awali komunikasi baik dengan orang tua dan lingkaran terdekat. Mereka yang benar-benar sayang pasti mau mendukung dan membantu proses penyembuhan. Bersama-sama ikuti konseling atau terapi dari ahli.
- Keempat, perbanyak ibadah dan pendekatan diri pada Sang Pencipta. Berdoa dengan khusyuk memohon petunjuk dan kekuatan hati. Yakinlah bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah swt. Semangat dan terus berusaha, Insya Allah kesembuhan pasti datang.
- Kelima, cari komunitas offline maupun online sesama penderita yang juga ingin sembuh dari biseksualitas. Saling berbagi cerita dan saling menguatkan sangat penting dalam proses ini. Rasa tak sendirian dan dipahami membuat perjalanan lebih ringan.
Itulah beberapa cara praktis yang bisa ditempuh agar bisa kembali normal menjadi straight. Semoga bermanfaat dan menginspirasi. Selalu ada harapan asal mau berusaha. Semangat!
Situasi kaum biseksual di Indonesia memang belum ideal. Banyak stigma dan ketidakadilan yang mereka alami. Namun kita tidak perlu berputus asa. Dengan terus meningkatkan pemahaman dan rasa toleransi, lambat laun masyarakat kita pasti makin inklusif.
Hak semua anak manusia perlu dihargai, tak peduli latar belakang dan kondisi mereka. Mulailah dari diri sendiri dan lingkungan terdekat. Didik anak-anak agar menghormati keberagaman. Lawan prasangka dan intimidasi terhadap mereka yang “berbeda”. Insya Allah, keadaan pasti makin membaik dari hari ke hari.